Tuesday 2 July 2013

Proses Terjadinya Gempa Bumi


A. Pengertian Dan Macam-macam Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat gempa yang terjadi.
Kejadian bencana alam tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya, akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana tersebut.
Klasifikasi gempa, antara lain:
Berdasarkan penyebabnya :
  • Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan pada daerah patahan.
  • Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.
  • Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh runtuhnya bagian gua.
  • Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke bumi.
Berdasarkan bentuk episentrum :
  • Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya titik
  • Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya garis.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum
  • Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
  • Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
  • Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km
Berdasarkan jarak episentrum
  • Gempa lokal, yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km.
  • Gempa jauh, yaitu episentrumnya sekitar 10000 km.
  • Gempa sangat jauh, yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km.
Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan. Oleh karena itu,seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan untuk menentukan kedalaman dan ketebalan. Kedalaman sendiri sebebarnya adalah lokasi sebuah titik, yang diukur secara vertikal terhadap ketinggian titik acuan. Dalam ilmu Geofisika misalnya. Dikenal klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut Fowler, 1990, klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman fokus adalah :
  • Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km
  • Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km
  • Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-kadang lebih dari 450 km)
Seperti halnya kedalaman, kemampuan untuk menentukan ketebalan juga sangat diperlukan dalam ilmu kebumian. Dengan mengetahui cara menghitung ketebalan, ahli kebumian bisa menyelidiki ketebalan lapisan-lapisan penyusun bumi sehingga kita bisa mengetahui bahwa ketebalan kerak bumi mencapai 100 km, ketebalan matel adalah sekitar 2900 km, liquid outer core sekitar 2200 km, dan solid inner core sekitar 1250 km
Analisis geometri akifer (aquifer : lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan.) juga melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan.
Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. Seismograf adalah alat pencatat gempa, sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf.

B. PeyebabTerjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden slip, getaran pada bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang disebabkan oleh lalu-lintas, mobil, kereta api, tiupan angin pada pohon dan lain-lain. Getaran seperti ini dikelompokan sebagai mikroseismisitas (getaran sangat kecil). Dimana tempat biasa terjadinya gempa bumi alamiah yang cukup besar, berdasarkan hasil penelitian, para peneliti kebumian menyimpulkan bahwa hampir 95 persen lebih gempa bumi terjadi di daerah batas pertemuan antar lempeng yang menyusun kerak bumi dan di daerah sesar atau fault.
Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab utama terjadinya gempa bumi berawal dari adanya gaya pergerakan di dalam interior bumi (gaya konveksi mantel) yang menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat rapuh, sehingga ketika kerak bumi tidak lagi kuat dalam merespon gaya gerak dari dalam bumi tersebut maka akan membuat sesar dan menghasilkan gempa bumi. Akibat gaya gerak dari dalam bumi ini maka kerak bumi telah terbagi-bagi menjadi beberapa fragmen yang di sebut lempeng (Plate). Gaya gerak penyebab gempa bumi ini selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tectonic source).
C. Proses Terjadinya Gempa Bumi
Pada sarnya, para ahli membagi proses terjadinya gempa bumi atau asal muasal gempa ke dalam dua kelompok besar yakni:
  • Teori Pergeseran Sesar
  • Teori Kekenyalan Elastis atau elastic rebound theory.
Menurut para ahli, gempa yang banyak terjadi disebabkan oleh pergeseran lempengan sepanjang sesar dan terjadi secara tiba-tiba atau dikenal dengan istilah sudden slip. Hal ini terjadi pasa lapisan kerak bumi. Lebih lanjut para ahli berpendapat bahwa penyebab utama bencana gempa bumi prosesnya diawali dengan sebuah gaya pergerakan yang terdapat di titik interior bumi. Gaya ini dikenal juga dengan istilah gaya konveksi mantel. Proses gempa bumi ini dimulai dari gaya konveksi mantel yang kemudian menekan bagian kerak bumi yang dikenal juga dengan nama outer layer. Kerak ini memiliki sifat yang rapuh, dengan demikian saat ia tak lagi bisa menahan gaya konveksi mantel ini maka sebagai akibatnya sesar akan bergeser dan dirasakan manusia sebagai sebuah gempa. Proses gempa bumi yang satu ini masuk ke dalam jenis gempa tektonik. Tentu jika jenis gempanya vulkanik, buatan, tumbukan serta runtuhan, maka prosesnya akan berbeda.